Kamis, 14 Januari 2010

AYAHKU PENJUAL ES KELILING

Deda adalah seorang anak yang ramah dan sangat patuh kepada perintah kedua orang tuanya. Dulu keluarganya sangat harmonis,tapi semenjak ibunya meninggal,sikap dia berubah. Kini dia menjadi anak yang pembangkang dan semau gue. Untuk lebih jelasnya,kita saksikan jalan ceritanya yuuuk!!!

ADEGAN I

Pada siang hari di saat matahari bersinar begitu terang dan panas seakan membakar tubuh. Siswa-siswi di sekolah SMA impian begitu gelisah,karena ingin cepat-cepat pulang. Detik demi detik berlalu,dan tidak terasa akhirnya bel pun berbunyi,tanda untuk pulang. Semua siswa bergegas untuk pulang,namun di tengah kerumunan tersebut,langkah seorang anak terhenti karena melihat seorang penjual es keliling,yang tidak lain yaitu ayahnya.

Fika : ita,lihat tuh… ayahnya deda ternyata seorang penjual es keliling!
Oh ya,kamu nggak malu apa kalau punya ayah sebagai penjual es.
Ita : ya… so pasti malulah. Siapa sih yang nggak malu,tapi kok anaknya sok angkuh dan blagu kayak ginih yah. Iih…amit-amit deh!

( mendengar percakapan mereka deda merasa tersinggung,dan mau menghampiri ke dua anak tersebut,tapi keinginannya di halangi oleh Rahma,yaitu seorang sahabat terbaiknya )

Rahma : Udahlah deda,nggak usah di dengarin dan di tanggapin. Mereka Cuma anak orang kaya yang bisanya ngandalin kekayaan orang tuanya aja. Yuk sekarang kita pulang.

ADEGAN II

Pada pagi yang cerah,seorang bapak menyiapkan dagangannya yang hasilnya cukup pas-pasan untuk kehidupannya sehari-hari. Dan seorang anak gadis yang berseragam SMA menghampirinya dengan wajah yang cemberut.

Deda : Berapa kali sih harus aku sudah bilang, ayah jangan jualan di sekolahku.
Imam : Kok kamu bilang begitu sih? Emangnya kenapa kalau ayah jualan di sekolahmu?
Deda : Aku malu yah? Ayah ingin aku di ejek sama teman-temanku.
Imam : Bukan begitu. Inikan demi kebaikan kamu juga,dan untuk membiayai hidup kita sehari-hari.
Deda : Pokoknya aku nggak mau tau ( sambil memukul meja yang ada di depannya ). Ayah jangan jualan di sekolah aku lagi.!
Imam : ( berjalan menghampiri Deda dan memegang pundaknya ).Kenapa kamu bilang begitu... Ayah nggak punya pekerjaan lain lagi selain berjualan,kamu harus mengerti kondisi kita sekarang nak.
Deda : Mau taruh di mana muka ku ini yah… kalau aja ibu masih ada nggak mungkin kayak gini jadinyakan. Sekarang ayah pilih berhenti berjualan dan mencari pekerjaan lain atau aku berhenti sekolah.
Imam : ( dengan mengambil napas panjang ) huh.. Baiklah kalau itu mau kamu. Tapi kamu harus tetap sekolah,karna cuman kamu harta yang ayah milki yang sangat berharga.
Udah pagi nih, sekarang kamu pergi ke sekolah.

( deda pun bergegas untuk pergi kesekolah,tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada ayahnya)







ADEGAN III.

Kelas gaduh,nampak beberapa siswa duduk di dalam kelas sambil membicarakan sesuatu. Deda pun masuk menuju kedalam kelas. Apasih yang terjadi? Biar nggak penasaran,kita ikuti saja jalan ceritanya.

Fika : Eh,eh…ita. Lihat tuh ! Anak penjual es datang. Gayanya blagu banget deh.
Ita : Iya yah… Sok blagu bangat tuh anak. Kita samperin yuk!
Fika : Hae.. gimana? Es nya dah laku belum?
Ita : Mau donk esnya. Lagi haus nih…cuman anak penjual aja blagu. ha.ha.ha.ha. ( dengan tertawa riang )
Rahma : Kalian tuh apa-apaan sih. Nggak bosan-bosan ya omongin deda. Apa kalian nggak kasihan sama Deda,dia ini kan teman kita juga.
Fika : ( sambil membentak dan mendorong kepala Rahma )
Eh Jangan ikut campur ya! Kamu tuh siapanya?
Rahma : Aku temannya,kenapa?
Ita : Aduuh.. ternyata anak penjual es bisa punya teman juga ya.
Deda : eh mau kalian apa sih,belum puas juga ya omongin aku dari tadi. Dan kamu juga Rahma,nggak usah deh bela-belain aku,kamu sama aja kayak mereka.
( dengan suara yang tersedu-sedu )
Rahma : Kenapa kamu ngomong kayak gitu sih deda,aku kan teman kamu.

( …dan tiba-tiba seorang guru datang, mereka berhamburan dan langsung bergegas duduk di bangkunya masing-masing )

Jaya : Ada apanih anak-anak,kalian lagi ributin apa?
Rahma : ini pak! ( dengan suara lantang )
Ita sama fika nih pak,,nggak bosan-bosannya ledekin deda dari tadi sebagai anak penjual es
Jaya : Apa benar itu ita,fika?
Ita : Ah nggak kok pak!
Fika : Ah nggak kok pak!
( menjawab dengan serentak )
Rahma : Udah deh nagaku aja.
Jaya : ( sambil menggeleng-nggelengkan kepala )
Kalian ini,,nggak bisa akur ya. Nggak baik kalau kalian bermusuhan,seharusnya kalian berteman dengan siapa aja,meskipun dengan anak penjual es sekalipun. Dan jangan kalian pikir kalau penjual es itu hina. Ayo sekarang kalian berdua minta maaf sama Deda!
Fika : Iya,aku minta maaf ya deda?
Ita : Aku juga ya?
Deda : Iya deh aku maafin.
Jaya : Nah.. kalau begitukan enak di lihat. Yang harus kalian ingat,persahabatan itu sangatlah berarti. Kalian harus menjaganya dengan baik,jangan sampai dia hilang. Nah sekarang keluarkan buku kalian. Pelajaran kita sekarang membuat “PUISI”.
Dan tugas kalian buatlah puisi tentang seseorang yang kalian kagumi.

( sejenak kelas terasa hening, guru berjalan keliling melihat pekerjaan murid-muridnya )

Jaya : Udah ada yang selesai anak-anak,,kalau sudah,silahkan presentasikan di depan kelas.
Ita : saya pak! ( berdiri dan berjalan kedepan kelas )

Ibuku,Pahlawanku

Ibuku…
Malam penuh buta kau menjagaku
Memikul beban hidup yang begitu berat
Meski itu bukanlah pilihan
Tapi kau tetap tegar
Tuk meniti masa depanku yang cerah
Ibuku..kaulah pahlawanku

Jaya : Nah bagus,memang ibu kita adalah pahlawan,yang nggak bisa dengan mudah kita membalas jasa-jasanya,sekarang ada lagi?
Rahma : saya juga pak mau mencoba.
Jaya : Ayo,silakan berdiri dan bacakan di depan kelas.
Rahma : Baik pak!
Ayahku…

Gerobakmu mengayuh sepi
Semua gang kau susuri
Untuk mendapatkan sesuap nasi

Tak perduli apa kata orang nanti
Engkau selalu yakin dalam hati
Demi cinta yang terpatri
Bahwa Tuhan selalu ada menemani

ADEGAN IV.

Mendengar puisi yang di bacakan oleh teman-temannya tadi,Deda tersentuh hatinya,kini dia sadar bahwa apa yang di lakukan kepada ayahnya itu salah besar. Dia sangat menyesali perbuatannya,hingga tetesan air matanya tak bisa ia bendung lagi. Dan tidak terasa bel pun berbunyi tanda untuk pulang.


Namun ada seorang anak yang masih ada di dalam kelas yang sunyi,dia menagis tersedu-sedu dan menyesali perbuatannya. Dan guru yang baik hati pun menghampiri anak tersebut. Penasarankan? Yuuk kita ikuti sama-sama jalan ceritanya.

Jaya : Kenapa kamu menagis Deda? Nggak baik lho kalau anak seperti kamu menangis sampai seperti itu. Namapaknya setelah mendengar puisi tadi kamu langsung sedih. Kalau bapak boleh tau emangnya kenapa?
Deda : Iya nih pak! Saya jadi teringat dengan ibu dan ayah saya,,setelah ibu saya meninggal,saya nggak ngerti kenapa saya bisa berbuat begitu kepada ayah saya.
Jaya : Emangnya apa yang kamu lakuin?
Deda : ( dengan air mata yang menetes )
Sejak ibu saya meninggal,,saya selalu membangkang dan tidak patuh kepada perintah ayah saya. Dan saya malu punya ayah yang menjadi penjual es keliling,karena selalu di ejek sama teman-teman saya.
Jaya : Deda…deda… Bapak kan udah bilang,kalau bapakmu penjual es keliling,bukan berarti pekerjaan itu hinakan? Yang penting pekerjaan itu halal,dari pada Orang kaya yang menjadi Anggota Dewan,banyak yang korupsi. Dan bagaimanapun dan sejelek apaun beliau tetaplah orang tua kita,seharusnya kita bersyukur telah di lahirkan di dunia ini.
Deda : Memang benar apa yang bapak bilang,,saya benar-benar merasa bersalah. Saya benar-benar takut kehilangan ayah saya.
Jaya : Kamu tidak perlu menyesalinya,yang lalu biarlah berlalu,kamu harus menatap kedepan. Sekarang kamu pulang dan minta maaf kepada ayahmu.
Deda : Baik pak!



( Dedapun bergegas untuk pulang,dan ia ingin cepa-cepat bertemu untuk mengucapkan maaf kepada ayahnya,apa yang telah di lakukannya sungguh benar-benar ia sesali)

Deda : Assalamualaikum!
( sambil mengetuk pintu )
Imam : Waalaikumsalam!
( sembari membuka pintu,namun ayahnya terkejut melihat air mata deda bercucuran )
Kenapa kamu menagis anakku?
Deda : ( sambil menundukkan kepala )
Ayah…ayah… aku minta maaf yah,kini aku sadar bahwa ayah sangat berarti buatku. Aku nggak perduli lagi apapun pekerjaan ayah,apapun orang bilang tentang ayah.
Imam : Udah ayah maafin kok. Ayah senang mendengarnya,dan ayah senang kamu bisa menjadi anak ayah seperti yang dulu lagi.


Dan merekapun akhirnya hidup bahagia,segala apa yang telah terjadi telah terhapus dan terlupakan. Maka dari itu,sewajibnya kita harus menghormati kedua orang tua kita. Sayangilah mereka,semasih ia ada,mungkin apa yang kita lakukan tidak sebanding dengan apa yang telah mereka berikan. Dan bagaimanapun bentuknya, apapun pekerjaannya, dia tetaplah menjadi orang tua kita.


PENYUSUN

ZEGA
PEMERAN :

DEDA : sebagai Anak
IMAM : sebagai Bapak
JAYA : sebagai Guru
RAHMAH : sebagai Sahabat
ITA : sebagai Sahabat ( antagonis )
FIKA : sebagai Sahabat ( antagonis )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar